Bodypack Tas Kekinian yang Jadi Favorit Para Remaja

Jak-One.com – Sebagai warga perkotaan, kita terbiasa hidup dengan ambisi besar dan tempo yang cepat. Kita juga hidup pada zaman di mana kita dihadapkan pada perkembangan teknologi yang pesat. Keseharian kita terasa lebih mudah berkat bantuan gadget yang kita miliki. Kendati demikian, ini juga berarti bahwa kita sulit dipisahkan dari gadget tersebut ke mana pun kita melangkah. Seringkali kita diharuskan bepergian dan membawa banyak barang dalam satu waktu sekaligus. Misalnya saja kala ke kantor, beberapa dari kita akan butuh membawa laptop, tablet dan belum lagi smartphone untuk mendukung pekerjaan kita.

Nah, salah satu aksesoris pelengkap fashion yang bisa mewadahi kebutuhan tersebut adalah tas. Tas tersebut akan memudahkan kamu untuk membawa atau memindahkan barang bawaan ke mana saja kamu pergi.

Salah satu brand tas yang bisa kamu pilih tersebut adalah Bodypack. Bodypack adalah sebuah brand asal kota Bandung yang sudah hadir sejak tahun 1996. Pada mulanya, Bodypack aktif di skena streetwear bersama banyak komunitas dan penghobi olahraga ekstrim seperti bmx, skateboard, penyanyi hiphop, modern dance, dan lain sebagainya.

Pada saat itu, produk Bodypack didominasi oleh tas dan dompet bernuansa street dengan gaya grafis khas anak muda pada zamannya. Seiring berjalannya waktu, Bodypack semakin tumbuh dan berkembang bersama aktivitas masyarakat perkotaan lainnya. Sekitar tahun 2004 Bodypack mulai memperkenalkan koleksi tas khusus laptop yang minimalis dan modern karena pada saat itu warga perkotaan identik dengan pekerja kantoran yang sudah mulai membawa laptop sebagai bagian dari keseharian mereka.

Saking besarnya minat dan permintaan konsumen terhadap koleksi tas khusus gadget ini, maka Bodypack mulai dikenal sebagai merek tas “kantoran” dan sempat menyandang sebutan tas gadget terbaik di Tanah Air pada saat itu.

“Tapi zaman terus berkembang kan ya. Profesi warga perkotaan juga semakin dinamis dan yang namanya bekerja tidak melulu di kantor apalagi mengenakan kemeja, dasi, jas, atau celana bahan. Mereka bisa bekerja dari mana saja seperti di rumah, di kafe, bahkan istilah bleisure (business leisure) pun sudah semakin akrab terdengar. Profesi freelancer dan pekerja kreatif mulai marak seperti desainer grafis, fotografer, arsitek, dan lain-lain. Selain itu, warga perkotaan yang aktif bergerak juga identik dengan budaya bersepeda (bike to work). Maka dari itu Bodypack juga dikenal luas di antara komunitas sepeda fixie, road bike, atau Brompton dan Bodypack pun punya beberapa lini produk yang memang ditujukan khusus untuk pesepeda. Kenapa sepeda? Karena sepeda juga menjadi salah satu moda transportasi warga perkotaan untuk melakukan commute dari rumah ke tempat kerja dan sebaliknya. Beberapa tas pun disematkan fitur anti-theft buckle agar pengguna merasa aman saat melakukan commuting menggunakan transportasi umum,” jelas Chindy, Marketing Communications Bodypack.

Chindy melanjutkan, mulai tahun 2016 hingga 2019, Bodypack akhirnya memiliki sub-brand yang diberi nama Prodiger untuk membedakan produk Bodypack bergaya kantoran dan Bodypack bergaya anak muda. Pada saat itu hadir tas-tas Bodypack dengan warna dan desain yang lebih beragam. Lalu pada tahun 2020 menandakan awal mula rebranding Bodypack.

Chindy juga menjelaskan, pandemi COVID-19 membuat Bodypack mengalihfungsikan lini produksinya untuk memproduksi APD dan masker serta dipercaya untuk bekerjasama dengan Jabar Quick Response. Di tahun tersebut Bodypack mulai eksplorasi desain baru dan mencoba membuat seri techwear.

“Dan kini Bodypack sudah melengkapi koleksi apparel dengan DNA yang sudah terbentuk dan refined. Produk apparelnya sendiri bukan hanya produk “iseng” karena telah melalui serangkaian uji coba mulai dari pemilihan bahan, desain, dan fitting yang lebih nyaman,” terang Chindy.

Dahulu, Bodypack hadir di store-store Eiger atau Gramedia dan Yogya Department Store. Akan tetapi setelah berpisah dengan perusahaan yang menanungi Eiger, maka kini Bodypack dikelola oleh perusahaan baru dan sudah memiliki 7 toko sendiri di 5 kota di Indonesia, yakni di Bandung, Jakarta, Medan, Bekasi, dan Semarang. Dan dalam waktu dekat, Bodypack juga akan melakukan ekspansi ke kota-kota lainnya.

Berbicara mengenai store, saat ini seluruh store Bodypack mengangkat nuansa “urban zen” karena Bodypack mengedepankan filosofi “life balance” di setiap produk dan aktivasi pemasarannya. Berangkat dari pertanyaan “Jika orang kota lelah bekerja atau sekolah, apa sih yang mereka lakukan untuk ‘escape from the routine’ dan meraih ‘balance in life’?”

“Maka dari itu Bodypack merangkul semua hobi yang dilakukan oleh warga perkotaan pada umumnya. Misalnya hobi bersepda, memancing, otomotif, memasak, ngonten, dan lain sebagainya,” lanjut Chindy.

Untuk bisa sampai di tahap ini, menurut Chindy, brand Bodypack tentu tidak bisa lepas dari pengaruh besar yang dibawa oleh sister brand-nya yaitu Exsport yang sudah eksis sejak tahun 1979 dan Eiger sejak tahun 1989. Jenama-jenama ini dibesarkan oleh sosok inspiratif bernama Ronny Lukito yang sudah memulai usahanya jauh sebelum nama Exsport lahir.

“Dari yang tadinya brand utility atau function, kini Bodypack bertransformasi menjadi brand lifestyle. Bodypack kembali “engage” dengan komunitas urban khususnya generasi Z dengan desain yang lebih atraktif dan semakin dinamis. Sebagai produsen produk fashion dan aksesoris, produk Bodypack juga bisa dipadupadankan dengan berbagai outfit. Secara desain apparel, Bodypack tidak seminimalis brand pakaian harian seperti Uniqlo, namun juga tidak semewah brand luxury fashion seperti Balenciaga. Jadi tetap terlihat fashionable tapi tidak aneh jika dipakai sehari-hari,” ungkap Chindy.

Chindy juga menjamin bahwa Bodypack berbeda dengan produk-produk sejenis lainnya, seperti misalnya pemberian garansi seumur hidup untuk jahitan sambungan dan resleting. Selain itu, produk tas dari Bodypack juga bersifat water-repellent (bukan waterproof) yang menjadikannya lebih tahan terhadap cipratan air atau hujan ringan. Selain itu, seluruh produk Bodypack juga melakukan serangkaian uji coba seperti uji beban, uji intensitas air, uji tarikan resleting, dan lain-lain.

“Jadi selalu ada 1 tas Bodypack untuk kegiatan apapun. Untuk sekolah bisa, ngampus bisa, ngantor bisa, wisata outdoor bisa, hangout bisa, traveling bisa, ngonten bisa, bahkan masak pun bisa karena kami ada produk apron. Selain apron kami juga punya kaos, kemeja, jaket, rompi, celana, topi, beanies, jam tangan, strap multifungsi, dan masih banyak lagi. Dan harganya pun bervariasi, mulai dari 99.000 rupiah sampai 1.250.000 rupiah tergantung jenis, model, dan fitur unggulan,” tambah Chindy.

Ke depannya, Bodypack memiliki misi untuk terus mendukung segala aktivitas warga perkotaan. Dan ingin bisa terus menemani setiap langkah mereka dan menjadi salah satu bagian dari perjalanan hidup mereka.

“Kami juga berkomitmen untuk bisa berdampak terhadap sekitar, seperti mendukung gerakan sustainability dengan mengurangi penggunaan plastik, menggunakan paper bag dari bahan recycled paper dan tinta kedelai (soy ink), dan juga berkontribusi untuk membangun bangsa dengan program Corporate Social Responsibility dengan membagikan tas gratis pada sekolah tertinggal, donor darah, dan lain-lain. Oh iya, kami juga memiliki program B2B yang bekerjasama dengan instansi pemerintahan atau swasta dengan diskon khusus dan melayani penyematan logo perusahaan misalnya,” pungkas Chindy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *