Berinovasi di Era Disrupsi Digital, Sampoerna University Hadirkan Dialog Pentingnya Integrasi AI dalam Pendidikan
Jak-One.com – Sampoerna University meneruskan komitmennya dalam menyediakan akses pendidikan berkualitas global dengan membekali mahasiswanya melalui pengetahuan, keterampilan, dan pendekatan inovatif untuk mempercepat transformasi digital serta menyiapkan lulusannya agar dapat memaksimalkan manfaat dari penggunaan teknologi. Untuk mendukung hal itu, Sampoerna University memperkenalkan integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam pengalaman pembelajaran mahasiswa.
Surya Danusaputro Liman, Ph.D. selaku Dean of Faculty of Engineering and Technology Sampoerna University menjelaskan bahwa institusi pendidikan di Indonesia harus bertransformasi dan melakukan pendekatan inovatif yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dan peluang seiring dengan kemajuan teknologi. Integrasi teknologi AI dalam pengalaman pembelajaran yang juga sudah diterapkan di Sampoerna University merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa setiap lulusannya memiliki kemampuan dalam memaksimalkan manfaat dari penggunaan teknologi.
“Pembelajaran AI sudah menjadi hal yang tidak terpisahkan dari kurikulum yang dipelajari di Sampoerna University, khususnya di Faculty of Engineering and Technology. Misalnya pada mata kuliah yang diajarkan pada jurusan Sistem Informasi dan Ilmu Komputer, kami mengajarkan topik-topik seperti predictive AI dan generative AI. Kurikulum pendidikan ala Amerika yang kami terapkan serta diwujudkan melalui kerja sama kami dengan University of Arizona, yang unggul dalam sumber daya dan keahlian pendidikan kelas dunia serta keunggulan dalam penelitian dan pengembangan, memberikan akses tambahan kepada mahasiswa kami untuk terlibat dalam lingkungan akademik yang mendukung inovasi dan eksplorasi di bidang AI,” ungkap Surya.
Perkembangan teknologi di era disrupsi digital dan kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) memiliki hubungan yang erat dan saling mempengaruhi. AI mampu mempercepat proses transformasi digital dengan memproses dan menganalisis data secara cepat, sehingga memungkinkan institusi untuk mengambil keputusan dengan lebih cerdas dan responsif. Selain itu, AI juga mengemban peran utama dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja manusia.
Pengaplikasian teknologi AI juga memiliki peran penting lainnya di dunia pendidikan, khususnya bagi mahasiswa. Mahasiswa sering menghadapi sejumlah permasalahan yang kompleks dalam menyelesaikan tugas akhir dan skripsi mereka. Menurut riset yang dilakukan oleh Populix pada tahun 2023, ditemukan bahwa ada sebanyak 26% mahasiswa Indonesia yang kesulitan dalam mengumpulkan data skripsi, 22% mahasiswa yang mengaku kurang pendampingan dari dosen pembimbing, dan 17% mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam menganalisis data skripsi.
Terkait hal ini, Nabil Raihan Alfarizi selaku CEO SOM AI, menyatakan dengan kemampuan pencarian informasi yang cepat dan akurat, mahasiswa dapat terbantu dengan adanya AI untuk mengakses sumber referensi yang relevan dengan mudah, mempercepat proses penelitian, dan mengembangkan ide-ide baru. “SOM AI hadir sebagai teman yang sangat dekat dengan mahasiswa. Mahasiswa dapat berdiskusi dengan SOM AI untuk mendapatkan jawaban dari setiap pertanyaan mereka dengan bahasa yang friendly, santai, dan tidak kaku. Mahasiswa cukup menuliskan pertanyaan yang sesuai konteks dan detail agar SOM AI bisa memberikan jawaban yang akurat. Dengan begitu, kami berharap dapat membantu mahasiswa dengan mudah menyelesaikan penelitiannya, dan lulus tepat waktu,” ungkap Nabil.
Disisi lain, dengan meningkatnya ketergantungan pada teknologi digital, tidak dapat dipungkiri juga bahwa ancaman siber menjadi hal yang tidak dapat dihindari dan merupakan tantangan yang sangat nyata serta kompleks. Ancaman siber tidak hanya ditujukan kepada perusahaan besar, tetapi juga merambah ke bisnis kecil, organisasi pemerintah, dan bahkan individu. Menurut riset yang dilakukan oleh BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) dalam Laporan Honeynet Project, pada tahun 2018 ada sekitar 12,8 juta serangan siber di Indonesia dan melonjak menjadi 98,2 juta serangan pada tahun 2019.
Feri Harjualianto selaku Chief Cyber Officer Peris.AI mengatakan bahwa AI menjadi alat penting dalam meningkatkan keamanan informasi dengan mendeteksi ancaman siber yang lebih cepat dan menganalisis pola perilaku yang mencurigakan. “Keamanan siber yang dipadukan dengan teknologi AI dapat diandalkan untuk memonitor jutaan serangan (threat detection) dengan efisien. Peris.AI menggunakan algoritma machine learning untuk menganalisis blok data yang masuk dan mengidentifikasi anomali yang terjadi, serta merespon serangan yang masif dan kompleks tersebut dengan cepat,” jelas Feri.
Peran pendidikan di era disrupsi digital sangatlah penting untuk memahami bahwa kolaborasi antara manusia dan AI adalah kunci untuk menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh kemajuan teknologi. “Sampoerna University memahami bahwa masa depan pendidikan tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi. Melalui kolaborasi antara pendidikan dan teknologi, kami membentuk SDM yang tangguh dan siap menghadapi masa depan yang penuh dengan disrupsi digital,” tutup Surya.