Festival Gig On The Green 2024 Menjadikan Temu Kangen Lulusan Australia di Indonesia
Jak-One.com – Kedutaan Besar Australia kembali menggelar Festival Gig on the Green, yang berlangsung pada hari ini, Sabtu (7/9/2024) di Thamrin 10 Jakarta Pusat. Acara tahunan ini dibuat sebagai temu kangen atau wadah untuk para alumni di Indonesia yang telah menyelesaikan pendidikan mereka di Australia.
Gig on the Green ialah festival musik mini yang diadakan Kedutaan Besar Australia untuk menyambut kepulangan para alumni asal Indonesia yang baru saja lulus dari universitas-universitas di Negeri Kanguru. Merayakan keberhasilan mereka, serta menjalin hubungan yang berkelanjutan.
Acara tahun ini dimeriahkan oleh penyanyi Australia yang berusia 19tahun Matthew Ifield serta musisi Indonesia yang tumbuh besar di Australia, Maseta, dan grup band kenamaan dari tahun 1997 Mocca. Sementara pembawa acaranya ialah Mutiara Azka yang diketahui merupakan alumni dari The University of Queensland dan Aldi Tama.
Gig on the Green 2024 mengundang sebanyak 700 alumni. Selain menampilkan pertunjukan musik, acara ini juga menghadirkan ragam kuliner yang bisa dicicipi oleh para pengunjung secara gratis, salah satunya BBQ khas Australia.
Ada juga beberapa tenant kuliner lain seperti lain St Ali, Kopi Kenangan, Kebab Turki Baba Rafi, Foodtalk.id, Mangan House Catering, Meat Emporium Bali, dan Raka Ice Cream yang telah menyediakan makanan dan minuman untuk acara ini.
“Gig on the Green merupakan perayaan hubungan antara Australia dan Indonesia, khususnya alumni Australia. Menurutnya, hubungan pendidikan sangat penting untuk membangun hubungan antara orang-orang dari dua negara tersebut” Ungkap Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM
“Semua alumni yang datang kesini bisa saling berbagi banyak hal. Bukan cuma berbagi pengalaman tentang studi mereka di kelas-kelas, tapi juga tentang kebudayaan dan cara hidup di Australia yang penting juga untuk saling paham antara Australia dan Indonesia,” Imbuh Penny Williams PSM saat ditemui awak media di Thamrin 10 Jakarta, Sabtu (7/9/2024).
Penny juga menyampaikan bahwa setiap tahunnya setidaknya ada 10.000 mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Australia. Dari jumlah itu, tak sedikit mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah Australia untuk menempuh baik pendidikan S2 maupun S3.
“Para alumni Australia di Indonesia memiliki hubungan personal yang dekat dengan Australia yang mendasari hubungan persahabatan yang erat antara kedua negara. Seiring dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Australia-Indonesia tahun ini, kami sangat bangga dengan kontribusi besar yang diberikan oleh komunitas alumni kami,” kata Penny.
Pada kesempatan yang sama, Fandy (41), salah satu alumni Indonesia yang menyelesaikan studi di Flinders Univeristy berbagi pengalamannya selama berkuliah di Australia. Sebagai mahasiswa penyandang disabilitas, Fandy mengaku kampusnya sangat aksesibel dan memfasilitasi semua kebutuhannya agar bisa mengikuti perkuliahan dengan optimal.
“Materi-materi yang diberikan sangat mudah diakses. Mereka usahakan agar kami bisa mengikuti proses perkuliahan secara mandiri, tanpa bergantung pada orang lain. Itu yang namanya sistem pendidikan betul-betul inklusif. Di Australia sudah seperti itu, mudah-mudahan di Indonesia ke depan akan seperti itu juga,” katanya.
Pengalaman studi yang berkesan di Australia juga diakui oleh Ellena (27). Perempuan lulusan Sydney University ini mengatakan bahwa pendidikan di Australia sudah sangat mumpuni khususnya untuk studi yang digelutinya yakni Digital Science and Data Health.
“Kebetulan karena bidang yang saya ambil cukup baru juga di Indonesia terutama implementasi kesehatan, digitalisasi, dan lain sebagainya, tapi ternyata di Australia udah sangat maju dan banyak sebenarnya yang bisa kita pelajari,” kata perempuan asal Pontianak ini.
Dia pun berharap bekal studinya selama di Australia bisa diimplementasikan di Indonesia, khususnya di bidang kesehatan dan digital transformation office. ( Shah )