Capai Kualitas Pendidikan yang Baik, Pemerintah Sasar Jadi Negara Maju
Jak-One.com – Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Kementerian PPN /Bappenas Amich Alhumami, mengatakan jika pemerintah memiliki mimpi untuk menjadi negara maju dalam jangka waktu dua dekade ke depan.
Hal itu ia sampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan, yang berlangsung di Hotel Mercure, Jakarta pada Selasa (14/5/2024).
Adapun Amich membawakan materi dengan judul “Kebijakan pembangunan literasi sebagai Prioritas Nasional dalam RPJMN 2025 – 2029”.
“Indonesia bisa menjadi negara maju, yang dicirikan melalui pencapaian-pencapaian tinggi di banyak bidang. Di sektor pembangunan yang relevan dan akan mengindikasikan untuk mewujudkan bangsa berkualitas. Tercermin dalam produktivitas ekonomi, pencapaian di pembangunan pendidikan, sains serta inovasi teknologi yang merupakan barometer untuk melihat bangsa memiliki pencapaian bagus atau tidak,” bebernya.
Amich menjelaskan, jika berbicara tentang ekonomi seolah-olah yang dibahas adalah investasi modal saja. Tapi bagaimana modal dikelola dalam bentuk kegiatan perekonomian dengan membangun pabrik, perusahaan, mendatangkan alat-alat dan ada tenaga kerja di dalamnya. “Sama juga dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang ditandai dengan munculnya partisipasi pendidikan, status kesehatan dan lainnya.”
“Kami adopsi indikator kuncinya adalah indeks modal manusia, yang komponennya adalah pendidikan dan kesehatan. Di mana literasinya kombinasi antara pembangunan ekonomi dan manusia.”
“Ada elemen kunci yang dilihat bagaimana literasi menjadi penyumbang banyak. Karena dengan SDM berkualitas pendidikan tinggi, keterampilan akumulasi ilmu pengetahuan, status kesehatan bagus, dan asupan gizi maksimal maka menjadi produktif,” bebernya.
Namun, sambung Amich, untuk saat ini indeks modal manusia hanya 0,54 persen saja. Itu artinya penduduk yang lahir saat ini, 18 tahun kemudian akan mencapai manusia produktif dengan persentase tersebut. “Ini relatif rendah, artinya harus ada peningkatan pada sektor kesehatan dan pendidikan. Karena disana akan tercermin kecakapan literasi,” imbuhnya.
Dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, pendidikan berperan penting dalam mewujudkan SDM unggul dan berkualitas dengan kecakapan literasi. “Mau masuk perusahaan harus menunjukkan adanya kecakapan literasi yang bagus, membaca manual kerja, memahami instruksi, berorientasi dengan lapangan kerja dan bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya,” bebernya.
Amich mengungkapkan, dalam Indonesia Emas 2045, pemerintah juga memiliki visi pendidikan 2045. Di mana dengan jumlah penduduk 278 juta jiwa, jika dibuat analisi struktur kependudukan menurut kelompok umur dan jenjang pendidikan, mayoritas 59 persen masyarakat hanya lulusan SMP/madrasah tsanawiyah (MTs) ke bawah.
“Kami ingin mengagas SDM yang produktif. Bagaimana bisa mencapai hal itu jika kualitias pendidikan Indonesia mayoritas 59 persen SMP/MTs ke bawah. Kami ingin ubah hal itu, dalam 20 tahun ke depan harus mendekati 50 persen tamat SMA,” bebernya.
Amich kemudian menjabarkan, jika 59 persen berpendidikan SMP/Mts ke bawah, untuk lulusan perguruan tinggi dari jenjang diploma satu hingga doktor (S3) sebesar 10,4 persen. “Jika hanya tamatan S1 saja hanya 4,3 persen saja. Karena itulah berharap dengan komposisi penduduk yang meningkat, secara jenjang pendidikan bisa menghasilkan penduduk Indonesia yang cerdas, kretaif, inovatif dan mandiri. Paling penting adalah kecakapan literasi yang tinggi.”
“Literasi penting di masa depan dan bisa mengidenfikasi sekaligus memberi penguatan. Tidak ada keraguan mutlak adanya, bahwa dunia yang makin maju berkembang dan kompetitif. Dibutuhkan keterampilan literasi yang paling elementer dan kompleks. Melalui literasi bisa mendorong transformasi masyarakat di berbagai dimensi kehidupan, bahkan dengan memanfaatkan teknologi termasuk kecerdasan buatan, untuk meraih pencapaian tinggi,” tukasnya.