Sampoerna University Hadirkan Solusi Konstruksi Jalan Berkelanjutan Berbasis Limbah Plastik

Jak-One.com – Sebagai bentuk komitmen terhadap riset dan inovasi berkelanjutan, sekaligus hadir menjawab kebutuhan mendesak terkait isu lingkungan, Sampoerna University menghadirkan Plastic Waste for Sustainable Pavement Center (PWSPC), sebuah alternatif material jalan berbasis limbah plastik. Berjalan selama dua tahun terakhir, inovasi ini hadir sebagai solusi yang lebih efisien, terukur, bahkan berdampak sosial luas. Sehingga, diharapkan tidak hanya menjadi solusi teknologi dan lingkungan, tapi juga menjadi pusat kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Kushendarsyah Saptaji selaku Head of Mechanical Engineering Study Program menyampaikan, “Kami sangat bangga dengan inovasi PWSPC yang diperkenalkan oleh tim peneliti kami. Ini mencerminkan komitmen penuh kami terhadap keberlanjutan dan inovasi untuk mengatasi tantangan lingkungan global, terutama pencemaran limbah plastik yang merupakan krisis global dengan risiko lingkungan yang serius. Kami percaya bahwa peran-peran strategis yang sudah kami lakukan dapat menghasilkan para lulusan berdaya pikir kritis, inovatif, dan bertanggung jawab, sehingga inovasi yang dihasilkan dapat berkontribusi pada masa depan Indonesia juga global.”

Indonesia saat ini menghadapi dua tantangan besar yang saling berkaitan, yakni tingginya volume limbah plastik dan kebutuhan infrastruktur, khususnya jalan raya, yang terus meningkat. Berdasarkan data BPS tahun 2024, timbunan sampah di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahunnya, di mana sekitar 12 persen atau 7,98 ton merupakan sampah plastik. Sementara itu, pembangunan jalan raya sampai sekarang juga masih sangat bergantung pada aspal konvensional dengan bahan dasar minyak bumi. Selain biayanya yang mahal, penggunaan aspal konvensional juga memiliki jejak karbon yang tinggi serta keterbatasan umur pakai.

Untuk menjawab permasalah tersebut, tim peneliti Sampoerna University—terdiri dari dosen, mahasiswa, dan alumni Faculty of Engineering & Technology—menghadirkan inisiatif PWSPC. Salah satu anggotanya, I Ketut Adhiarta Laksemana selaku Project Lab Engineer, menjelaskan bahwa solusi ini menggunakan campuran limbah plastik dan aspal yang dapat meningkatkan daya tahan jalan sekaligus menawarkan penghematan biaya hingga 3,2 persen per kilometer. Bahkan, dapat membantu mengurangi akumulasi tempat pembuangan sampah dan meminimalisir jejak karbon yang terkait dengan produksi aspal.

“Formula kami memanfaatkan Multi Layer Plastic (MLP) berupa sampah plastik yang terdiri dari beberapa lapisan dengan jenis plastik yang berbeda, seperti plastik bungkus snack atau segel minuman gelas. MLP telah dikembangkan melalui pengujian Marshall yang ketat dan sepenuhnya memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR). Dengan menggabungkan plastik sebagai material pengganti sebagian aspal, formula ini mempertahankan kinerja dan daya tahan tinggi sekaligus mencapai penghematan biaya tertinggi di antara solusi perkerasan berkelanjutan,” ungkap Adhiarta.

Adhiarta menambahkan, “Untuk menyeimbangkan proporsi campuran antara limbah plastik dan aspal, kami menggunakan metode pencampuran kering (dry blending). Metode ini dinilai lebih kompatibel untuk diproduksi dengan Asphalt Mixing Plant (AMP) dalam skala besar. Nantinya, limbah plastik yang sudah dicacah menjadi potongan-potongan kecil akan dicampurkan langsung ke dalam material aspal.”

Sementara itu, beberapa mahasiswa yang tergabung dalam riset ini juga terlibat secara langsung untuk menguji beberapa sampel formula campuran limbah plastik dan aspal tersebut. Ini menunjukkan bahwa proyek inovatif ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran bagi mahasiswa Sampoerna University. Tapi juga, mengantarkan mereka meraih penghargaan dalam kompetisi inovasi internasional seperti Juara 1 di ASEAN-China-India Youth Leadership Summit Sustainability Startathon (Singapore), Juara 4 di 1000X Innovation Challenge (oleh Marvin Foundation & The Habibie Center), Juara 1 di World Student Pitch by Yume Pro Japan, bahkan menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia di IVS Kyoto 2025—salah satu pertemuan bisnis dan inovasi paling bergengsi di Asia—pada 2 Juli 2025 mendatang. Tidak hanya itu, proyek ini juga mengantarkan mereka menerbitkan makalah akademik bereputasi global hingga mengajukan hak paten atas inovasi yang dikembangkan.

Alfred Juliant Susanto selaku mahasiswa Mechanical Engineering — FET 2022 Sampoerna University menceritakan pengalamannya berkontribusi dalam proyek ini. “Dalam penelitian ini, saya memperoleh pengalaman langsung yang berharga untuk masa depan saya. Mulai dari terlibat dalam pengujian material, merancang dan membangun peralatan penelitian, hingga pemahaman secara mendalam tentang material berkelanjutan, pengelolaan limbah, dan teknik modifikasi aspal. Tidak hanya itu, saya juga mengasah keterampilan berpikir kritis, kerja tim, dan presentasi penelitian agar bisa memperkenalkan inisiatif ini untuk mengatasi isu global, terutama lingkungan. Berkat proyek ini dan berbagai kompetisi yang kami ikuti, saya mendapatkan privilege berupa beasiswa Studi Vokasi di MIT (Massachusett Institute of Technology) USA bidang Circular Economy. Dengan dukungan dari berbagai pihak, kami yakin proyek ini kedepannya dapat membawa dampak positif dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia dan dunia.”

Ini memperkuat komitmen Sampoerna University sebagai institusi pendidikan yang terus mendorong penelitian pada mahasiswa agar siap berkontribusi untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. “Melalui PWSCP, kami berharap agar inisiatif ini dapat menjadi landasan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan, termasuk menciptakan infrastruktur berkelanjutan. Apalagi, inisiatif ini dapat mendukung pengembangan industri yang mempromosikan plastik daur ulang dalam campuran aspal, mendorong ekonomi sirkular. Kami juga berharap bisa membangun kemitraan strategis dengan pemerintah ataupun pelaku industri untuk segera mengimplementasikan PWSPC ini secara luas di dunia nyata,” tutup Kushendarsyah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *